Kenyamanan
Berdiskusi Di Unissula
*M Mujib Ridwan
Unissula sebagai
kampus terkemuka di Indonesia, memang tidak salah dijadikan sebagai tujuan
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang Perguruan Tinggi. Saya sebagai mahasiswa
semester tiga merasa beruntung dapat kuliah di Unissula. Itu karena selain
murah biayanya, pendidikan yang terdapat
di Unissula sangat mempersiapkan Mahasiswanya benar-benar siap untuk terjun
langsung di dunia pekerjaan serta di masyarakat.
Hal itu terlihat
baru-baru ini ada yang tampak berbeda dengan suasana didalam kampus. Perbedaan yang
ditunjukan oleh sebagian besar Mahasiswanya. Jika setelah saya kuliah jam 14.00
dan pada jam 16.00 tampak sepi di belakang perpus, didalam perpus serta didepan
masjid Unissula. Kali ini sebaliknya, tempat-tempat tersebut terlihat sangat
ramai. Ini karena meningkatnya aktivitas diskusi para mahasiswa dari berbagai
Fakultas yang kumpul di tempat-tempat tersebut.
Prof Laode M
Kamaludin (Rektor Unissula) tampaknya paham betul apa yang diinginkan
sereta dibutuhkan oleh Mahasiswanya.
Dengan merubah desain pertamanannya lebih menarik sehingga sangat nyaman
untuk melakukan aktivitas disitu. Taman kampus saat ini jauh lebih nyaman
ketimbang ketika saya masih semester satu. selain sudah ditambahkan banyak
tempat-tempat duduk di taman tersebut juga dilengkapi dengan adanya tempat
untuk mencarger laptop. Saya rasa sudah direncanakan, tempat duduk tersebut
dibuat melingkar. Dan itu sangat efektif serta nyaman ketika dipakai untuk
tempat berdiskiusi ketimbang hanya dipakai untuk nongkrong atau sekedar ngbrol
biasa.
keSadaran Mahasiswa
bahwa diskusi merupakan kegiatan yang paliung efektif kini sudah mewabah.
Selain untuk mengkaji ulang mata kuliah yang telah dajarkan juga sebagai alat
pemersatu ukhuwah diantara mahasiswa. Dengan diskusi secara tidak langsung
dapat meningkatkan efektivitas serta kualitas mahasiswa sehingga itu berdampak
positif bagi kampus.
Ghirah berdiskusi
yang tumbuh dalam diri Mahasiswa sangat pesat. Hal itu sesungguhnya tidak lepas
dari motivasi-motivasi yang sering di berikan oleh Prof Laode. Semangat untuk
membaca, menulis kemudian diskusi. Selain selogan yang terus digemakan, sarana
dan prasarana juga diperhatikan. Saya kagum dengan Prof Laode, tahun pertama ia
menjabat sebagai Rektor langkah pertamanya adalah merombak total perpustakanya. Tampaknya itu
program kerjanya untuk meningkatkan ghirah membaca. Karena dengan membacalah
pengetahuan serta ilmu itu bisa didapat.
kenyamanan dalam
berdiskusi akan sangat mempengaruhi terhadap hasil dari diskusi itu sendiri.
maka dari itu saya sangat setuju ketika sarana dan prasarana pendukungnya
diperhatikan. saat ini pada jam-jam tersebut taman , perpus bahkan Masjid
dipenuhi oleh Mahasiswa untuk melakukan diskusi. tampak segerombolan kecil
namun sangat banyak jumlahnya hampir seperti halaqoh-halaqoh.
*Penulis adalah Mahasiswa
Fakultas Agama Islam Unissula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar